Berdaulat secara politik bisa di katakan mandiri politik, menurut saya mandiri politik di sini maksudnya tidak ada intervensi dari pihak lain di dalam melakukan perpolitikan dan perpolitikan itu seharus yang sehat. Contoh dalam bidang kemandirian politik di Indonesia yaitu pada masa pemerintahan Soekarno yang telah berhasil memperjuangkan Pancasila sebagai kemandirian bangsa Indonesia dengan memiliki ideologi negara sendiri. Sedangkan untuk politik luar negerinya pada masa Soekarno,menerapkan politik bebas aktif di mana tidak berpihak pada salah satu blok dunia, sosialis atau kapitalis,.namun ikut proaktif dalam mendorong terciptanya perdamaian dunia. Negara Indonesia yang menurut saya negara Indonesia masih belum merdeka 100% serta negara Indonesia yang tergolong negera berkembang dalam melakukan perpolitikan masih di pengaruhi negara lain dan keberpihakan negara Indonesia terhadap negara asing masih dominan, contohnya dalam menentukan pembangunan negara Indonesia masih mengandalkan negara lain,lebih dari separuh sumber daya alam di negara Indonesia di kuasai oleh pihak asing serta apa yang akan di lakukan di negara kita masih ada campur tangan negara lain. jika negara Indonesia sudah berdaulat secara politik , negara ini bisa menentukan kehendak negara ini sendiri sesuai dengan politik bebas aktif dan sekarang nilai-nilai pancasila jarang di munculkan dalam perpolitikan Indonesia,dengan contoh banyak para penguasa lebih mengutamakan keuntungan dan kepentingan diri sendiri daripada kepentingan rakyat Indonesia. Para penguasa berlomba-lomba dalam melakukan korupsi, jika korupsi dan masih adanya campur tangan negara lain serta rakyat masih di sengsara karena pihak asing, maka untuk menuju negara yang berdaulat secara politik akan sulit untuk di wujudkan.
Ciri khas demokrasi adalah 'rakyat' memutuskan bagaimana masyarakat harus diatur. Dengan kata lain, kita semua 'bersama-sama' memutuskan segala sesuatu yang menjadi perhatian kita. Seberapa tinggi pajak seharusnya, berapa banyak uang yang akan dibutuhkan untuk perawatan anak dan lansia, pada usia berapa kita diperbolehkan untuk minum minuman beralkohol, berapa banyak jumlah pensiun yang harus dibayar pengusaha kepada karyawan mereka, apa yang harus dicantumkan pada label produk, apa yang harus dipelajari anak-anak di sekolah, berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk bantuan pembangunan negara miskin atau energi ramah lingkungan atau pada pendidikan olahraga atau untuk orkestra, bagaimana seorang pemilik restoran harus menjalankan restorannya dan apakah tamunya diperbolehkan untuk merokok, bagaimana rumah harus dibangun, bagaimana tinggi tingkat suku bunga seharusnya, berapa banyak uang yang harus beredar dalam perekonomian, apakah bank harus diselamatkan dengan uang pembayar pajak jika mereka hampir bangkrut, siapa yang diizinkan untuk menyebut dirinya dokter, siapa yang diperbolehkan untuk mendirikan rumah sakit, apakah seseorang diperbolehkan untuk mengakhiri hidupnya ketika mereka lelah dengan kehidupan, dan apabila dan ketika apa kita akan berperang. Dalam demokrasi, 'rakyat' diharapkan untuk memutuskan semua hal ini - dan ribuan hal lainnya.
Dengan demikian, demokrasi menurut definisinya adalah sebuah sistem kolektif. Ini adalah sosialisme secara diam-diam. Ide dasar di balik demokrasi adalah bahwa sangat diperlukan dan tepat apabila semua keputusan penting yang mengatur bentuk fisik, sosial dan ekonomi masyarakat diambil secara kolektif oleh rakyat. Dan rakyat memberikan kewenangan kepada wakil-wakil mereka di parlemen (dewan perwakilan rakyat) - dengan kata lain, pemerintah - untuk mengambil keputusan ini untuk mereka. Dengan kata lain, dalam demokrasi seluruh komponen masyarakat diarahkan Negara/pemerintah.
Maka jelas menyesatkan untuk menegaskan bahwa demokrasi adalah, entah bagaimana, puncak dari evolusi politik umat manusia. Itu hanyalah propaganda untuk menyamarkan bahwa demokrasi mewakili orientasi politik yang sangat spesifik. Yang mana sebenarnya memang ada banyak pilihan alternatif yang masuk akal. Tidak sulit untuk melihat bahwa kebebasan adalah tidak sama dengan demokrasi. Pertimbangkan ini: apakah kita memutuskan secara demokratis berapa banyak uang yang dapat dihabiskan setiap orang untuk membeli pakaian? Salah satu pilihan alternatif adalah liberalisme yang berarti kebebasan - dalam arti kata sesungguhnya (yang memiliki makna yang berbeda dari liberalisme sebagai kata yang populer digunakan di Amerika Serikat saat ini). Tidak sulit untuk melihat bahwa kebebasan adalah tidak sama dengan demokrasi. Pertimbangkan ini: apakah kita memutuskan secara demokratis berapa banyak uang yang dapat dihabiskan setiap orang untuk membeli pakaian? Atau di mana kita harus berbelanja? Jelas tidak. Setiap orang memutuskan hal tersebut untuk dirinya sendiri. Dan kebebasan memilih ini berfungsi dengan baik. Jadi mengapa dikatakan lebih baik jika semua hal lain yang mempengaruhi kita – dari perawatan kesehatan kita, tempat kita bekerja, pensiun kita, perdagangan kaki lima dan restoran yang kita sukai – diputuskan secara demokratis?
Bahkan, bukankah fakta ini - bahwa kita sesungguhnya memutuskan segala sesuatu secara demokratis, tetapi hampir semua masalah ekonomi dan sosial dikendalikan oleh atau melalui negara - adalah penyebab dari banyaknya hal yang salah dalam masyarakat kita? Bahwa birokrasi, campur tangan pemerintah, parasitisme, kejahatan, korupsi, pengangguran, inflasi, standar pendidikan yang rendah, dan sebagainya, bukan karena kurangnya demokrasi, melainkan disebabkan oleh demokrasi? Bahwa mereka merupakan akibat dari demokrasi seperti toko-toko yang kosong dan mobil Trabant (mobil kualitas jelek di Jerman Timur pada masa komunis) merupakan akibat komunisme?. Demokrasi memiliki seperangkat kepercayaan yang diterima setiap orang sebagai kebenaran yang tak terbantah
Salah satu alasan mengapa banyak orang pesimis adalah mereka merasa bahwa sistem yang ada saat ini tidak beranjak kemana-mana, tetapi mereka tidak bisa membayangkan sistem alternatif yang menarik. Mereka tahu bahwa pemerintah mengontrol sebagian besar hal dalam kehidupan mereka, tetapi mereka tidak bisa mengontrol pemerintah. Satu-satunya sistem alternatif yang bisa mereka bayangkan merupakan bentuk kediktatoran, misalnya 'model Cina' atau beberapa bentuk nasionalisme atau fundamentalisme.
Tapi di situlah mereka keliru. Demokrasi tidak berarti kebebasan. Demokrasi juga merupakan sebuah jenis kediktatoran - kediktatoran kaum mayoritas dan Negara. Demokrasi juga tidak sama artinya dengan keadilan, kesetaraan, solidaritas, atau perdamaian.